Pengertian Hujan dan Jenis-Jenis
Hujan
Hujan adalah
endapan air di udara yang jatuh dipermukaan bumi. hujan memiliki macam-macam
atau jenis-jenis hujan berdasarkan dalam proses terjadinya hujan selalu diawali
dengan terbentuknya awan, yaitu perubahan uap air di udara menjadi
butir-butir air atau es karena proses kondensasi atau pengembunan. Namun, tidak
semua awan mendatangkan hujan meskipun mengandung cukup air. Butir-butir air
yang membentuk awan memiliki diameter antara 0,014 mm-0,035 mm, sangat kecil
dan ringan sehingga melayang-layang di udara. Berdasarkan teori benturan,
butir-butir air di dalam awan berbenturan satu sama lain sehingga menyebabkan
butiran-butiran tersebut bersatu bertambah besar dan dapat mencapai diameter
0,5 mm, dan karena gaya beratnya jatuh ke bumi sebagai hujan. Berdasarkan
proses terjadinya, jenis hujan terdiri dari hujan orografis, hujan konveksi,
hujan frontal, dan hujan buatan.
Jenis-Jenis Hujan
a. Hujan
Orografis. Peranan
topografi terhadap terjadinya hujan amat besar. Angin yang banyak membawa uap
air ketika melewati gunung atau pegunungan, mendaki lereng dan makin tinggi
udara bergerak ke atas, maka udara tersebut semakin dingin sehingga uap air yang
dibawanya mengalami pengembunan atau kondensasi dan berubah menjadi titik-titik
air yang membentuk awan. Pembentukan titik-titik air yang semakin banyak
akhirnya menimbulkan hujan pada lereng yang menghadap ke arah datangnya angin
tersebut. Angin akan bertiup terus melewati puncak dan menuruni lereng, akan
tetapi angin ini tidak lagi membawa uap air, sehingga di lereng yang
membelakangi arah datangnya angin tidak turun hujan. Lereng yang membelakangi
arah angin tersebut dinamai daerah bayangan hujan.
b. Hujan
Konveksi. Hujan
konveksi (zenith) terjadi pada siang hari sehingga disebut hujan tengah hari.
Pada siang hari ketika udara cerah, terjadi pemanasan yang tinggi terhadap
permukaan bumi. Akibatnya, udara mengembang dan bersama-sama uap air naik secara
vertikal ke atas dan proses ini berlangsung sangat cepat. Uap air yang naik ke
atas mengalami pendinginan dan berubah menjadi titik-titik air (pengembunan)
yang mengakibatkan turunnya hujan. Hujan konveksi biasanya sangat lebat, tetapi
berlangsung hanya sebentar dan meliputi wilayah yang sempit.
c. Hujan
Frontal. Front
merupakan permukaan yang membatasi dua massa udara yang berbeda temperaturnya
satu sama lain. Hujan frontal terjadi berwal dari udara yang lebih hangat
menjadi lebih ringan dan cenderung berada di atas udara yang lebih dingin.
Udara dingin mengangkat udara yang lebih hangat. Udara yang lebih hangat
terangkat kemudian mengembang dan mendingin. Dalam proses pendinginan akan
terbentuk titik-titik air, yaitu awan. Setelah titik-titik air itu mengalami
kejenuhan, akhirnya jatuh dan terjadilah hujan frontal. Pada umumnya hujan
frontal terjadi di daerah lintang sedang di mana udara bergerak dan daerah
bertekanan tinggi (kutub) bertemu dengan udara dari zona tekanan rendah, yaitu
dan daerah sub tropis.
d. Hujan
Buatan. Perkembangan
teknologi di bidang meteorologi, telah memberikan kemampuan kepada manusia
untuk membuat hujan buatan. Hujan buatan dilakukan dengan cara menaburkan bahan
kimia berupa Argentium lodida atau bahan pendingin seperti es kering ke dalam
awan untuk mempercepat proses pembentukan awan. Hujan buatan sering dilakukan
pada musim kemarau panjang atau pada kebakaran hutan yang luas, seperti
kebakaran hutan yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997 yang asapnya
menyebar sampai ke negara tetangga.
Berdasarkan
bentuknya, jenis hujan terdiri dari hujan es, hujan saiju, hujan rintik-rintik,
dan hujan asam.
1. Hujan Es. Hujan es sering juga disebut
sebagai hujan batu, yaitu hujan yang disertai dengan butir-butir es yang
berjatuhan ke bumi. Hujan es terjadi karena arus udara yang banyak mengandung
uap air bergerak secara vertikal mencapai lapisan udara yang sangat tinggi,
sehingga suhu udara turun dibawah 0°C. Akibat proses tersebut, maka uap air
yang terkandung diudara berubah secara cepat menjadi kristal-kristal es, dan
jatuh ke bumi sebagai hujan es. Sebagian dari kristal-kristal es tersebut telah
mencair sebelum mencapai permukaan bumi, oleh karena itu hujan es sering
diiringi dengan hujan lebat pada siang hari, tetapi berlangsung dalam waktu
yang singkat.
2. Hujan
Salju. Salju ialah
knistal-kristal es yang halus, terbentuk dan uap air yang mengalami pendinginan
sampai dibawah titik beku (0°C). Salju ini kemudian jatuh ke permukaan bumi,
tetapi tidak sempat mencair karena suhu di permukaan bumi sangat dingin,
biasanya kurang dari 5°C. Hujan salju sering terjadi di daerah kutub, di daerah
beriklim sedang pada musim dingin dan di puncak-puncak gunung yang tinggi. Di
Indonesia, hujan salju terdapat di puncak Gunung Jayawijaya di Provinsi Papua,
karena ketinggiannya telah melewati batas salju di daerah tropis yaitu lebih
dari 4500 meter di atas permukaan laut.
3. Hujan
Rintik-rintik. Hujan
rintik-rintik terjadi karena butir butir air yang terdapat di awan sangat
kecil, diameternya berukuran diantara 0,2-0,5 mm. Hujan rintik-rintik terjadi
dari awan berlapis yang rendah dekat permukaan bumi.
4. Hujan
Asam. Di
negara-negara industri, seperti Eropa dan Amerika Serikat sering terjadi
pencemaran udara karena asap pabrik sehingga menimbulkan hujan asam. Hujan asam
ialah hujan yang mengandung endapan asam yang sangat tinggi, sehingga
menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan hidup.Kandungan asam dalam udara
seperti oksida sulfur dan oksida nitrogen yang berasal dan asap industri atau
pabrik, mengalami perubahan kimia di udara dan jatuh ke bumi sebagai hujan asam
dalam air hujan, saiju atau kabut, bahkan kadang-kadang sebagai
partikel-partikel kering yang membentuk asam. Hujan asam dapat menyebabkan
kerusakan terhadap hutan dan kematian ikan di danau-danau. Ribuan hektare hutan
telah rusak di negara-negara Eropa dan Amerika Utara sebagai akibat hujan asam
ini. Kerusakan dimulai dengan daun-daun pada dahan dan ranting yang menguning,
kemudian gugur mahkota atau pucuknya dan akhirnya mati atau tumbuh kerdil. Di
Skandinavia dan Amerika bagian Utara, ikan-ikan mati didanau-danau sebagai
akibat dari hujan asam. Mengingat luasnya dampak negatif yang terjadi,
diperlukan kesadaran semua pihak, terutama negara-negara industri agar berusaha
mengatasi masalah pencemaran udara karena dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan hidup.
Sekian
Artikel tentang Pengertian Hujan dan Jenis-Jenis Hujan semoga
bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar